Quitting DS Competitions?

Hai. Aku Arvin Wijayanto, mahasiswa Sistem Informasi UI biasa dari Kebumen, Jawa Tengah. Aku mau sharing sedikit tentang kenapa sih aku (berencana) berhenti lomba (lowkey). 

Sebagai pengantar, aku suka banget lomba. Dari SMA sampe kuliah, aku sering mengikuti lomba, kadang menang, banyak kalah sih hehe. Di kuliah ini, biasanya aku ikut lomba seputar data science meski terkadang juga ikut lomba lain seperti hackathon.

Selama ini, aku selalu menghabiskan waktu break kuliahku dengan mengikuti lomba. Liburan awal tahun kemarin, aku mengikuti 2 lomba sekaligus, setiap lomba mengharuskan menulis makalah, analisis data, pembuatan model prediksi dengan akurasi yang tinggi, membuat deck presentasi yang cantik dan mempresentasikannya dalam bahasa inggris. Libur sebelumnya juga, aku mengikuti lomba besar yang dipandang sebagai lomba informatika terbesar se-Indonesia, Gemastik. Itupun disambi lomba yang lain juga yang ga kalah besarnya. Tidak hanya saat break, saat kuliah berjalanpun aku banyak mengikuti lomba-lomba. Yeah sudah terlihat bahwa aku adalah pecandu lomba yang agaknya kalo ga ikut lomba aku akan mati kebosanan. Tetapi akhir-akhir ini, aku merasa bahwa fase lomba-ku sudah saatnya diakhiri (rencanaku ini sudah berjalan dengan tidak mengikuti gammafest). Keputusan tersebut aku buat karena aku rasa, mengikuti lomba (terutama lomba universitas biasa) untuk sekarang tidak memberikan banyak impact kepada diriku. 

Pertama dari segi ilmu, aku merasa tidak bisa belajar banyak, karena tipikal lomba sekarang-sekarang ini selalu adu skor leaderboard Kaggle. Aku hanya merasa melakukan uji coba model terus menerus semata-mata untuk mendapatkan skor metrik terbaik bukanlah cara yang baik untuk belajar. Apalagi, terkadang data yang digunakan adalah data sintetis yang tidak bisa diambil insightnya. 

Selain ilmu, motivasiku yang lain adalah hadiah dan achievement. Mengenai hadiah, yang jelas adalah aku belum tentu mendapatkan hadiah di setiap perlombaan, kan? Pasti ada (banyak) kalanya aku kalah. Kalaupun menang, hadiah yang didapat pun tidak seberapa. Katakanlah untuk normal lomba, hadiah juara 1 nya adalah 5 juta per tim, yang berarti setiap anggota mendapat 1,5 juta lebih dikit. Jelas lebih worth it aku investasi ke diriku dengan belajar atau mengikuti intern untuk memperbesar peluang gajiku di masa depan. Terakhir mengenai achievement, aku merasa bahwa mendapatkan satu atau dua juara di lomba yang besar sudah cukup, dibandingkan aku harus memenangkan 10 lomba kecil-kecilan, tetapi menghabiskan energi berbulan-bulan. Kebetulan, aku sudah memenangkan Gemastik dan GovAI Hackathon, dua lomba yang cukup besar,

Pertimbangan-pertimbangan tersebut memutuskan aku untuk berhenti fokus  (atau at least take a break) ke lomba dan mulai beralih ke sesuatu lain, seperti intern. Memang benar, bahwa bukan berarti dengan aku intern aku harus melepas lomba, tetapi for the sake of my mental, sepertinya lebih baik aku fokus intern saja, diselingi dengan belajar memperdalam ilmu dan berhenti mengikuti perlombaan-perlombaan dahulu. Tentu hal ini dapat berubah jikalau ada lomba besar seperti Gelatik atau Hackathon pemerintah, yang mana aku masih mendapat manfaat hadiah dan achievement. Atau jika tiba-tiba aku ikut lomba bidang lain seperti BCC, dengan tujuan mempertajam sense bisnis.

Begitulah guis pendapat saya, feel free buat berdiskusi yah, akan sangat baik kalo aku bisa tau pendapat kalian sesama mahasiswa yang mungkin suka lomba juga. 

Terakhir, terimakasi sudah membaca<3


Comments

  1. yes gw setuju dengan statement "tidak memberikan banyak impact", gw merasakan hal yang sama sih, energinya bisa dimanfaatkan untuk yg lebih impactful

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Intern #1: Get Approached by Company